Menu

Mode Gelap
Curah Hujan Tinggi, Warga di Bantaran Sungai Bilokka – Wette’e Diminta Waspada Begini Respon Parpol dan Tokoh Terkait Wacana Pilkada Dipilih DPRD Polisi Sita Mesin Cetak dan Uang Palsu Rp446,7 Juta di UIN Makassar Malam Ini, Myanmar Tantang Timnas Garuda Muda di Piala AFF 2024 Pesan Tegas Prabowo, Penegak Hukum tidak Boleh Ragu Berantas Korupsi!

Ajatappareng · 7 Jun 2022 15:35 WITA ·

Bisa Panen 2 Ton Perhektar, Kedelai Enrekang Berpeluang jadi Penyangga Stok Nasional


 Kementan RI dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel MoU atau kerjasama antara Petani dan Pengrajin Tempe di Kabupaten Enrekang, di Anjungan Sungai Mata Allo, Selasa (7/6/2022). Perbesar

Kementan RI dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel MoU atau kerjasama antara Petani dan Pengrajin Tempe di Kabupaten Enrekang, di Anjungan Sungai Mata Allo, Selasa (7/6/2022).

AJATAPPARENG.ONLINE, ENREKANG — Kementan RI dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel MoU atau kerjasama antara Petani dan Pengrajin Tempe di Kabupaten Enrekang, di Anjungan Sungai Mata Allo, Selasa (7/6/2022).

Ada 45 kelompok petani kedelai dan 3 perwakilan pengrajin tempe tahu yang melakukan kontrak dengan  Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kementrian Pertanian RI melalui Dirjen PPHTP.

Kontrak yang dimaksud, adalah kegiatan Peluang Usaha Ekspor dan atau Subtitusi Impor Produk Tanaman Pangan melalui penandatanganan MoU.

Dipilihnya Enrekang, karena petani kedelai di Bumi Massenrempulu ini sudah bisa memproduksi 2 ton perhektar. Jumlah itu, dianggap mencukupi stok kebutuhan serta
bisa menjamin pasar dengan ketetapan harga, yang tentu saja didorong dengan stimulan sarana dan prasarana oleh Kementan RI.

Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhlis Mori, SP. MM mengakui, kedelai memang menjadi perhatian pemerintah karena mayoritas kebutuhan kedelai masih diimpor.

Saat ini, sekitar 76 persen kebutuhan kedelai masih diimpor, sementara produksi secara nasional masih 2 juta ton, dan kebutuhan kedelai skala nasional 240 juta ton, artinya baru 24 persen yang terpenuhi.

“Kerjasama ini salah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan semua komoditas impor, memiliki subtitusi impornya, artinya mengurangi import dengan menutupi import,” ucapnya.

Sub Kord Pemasaran dan Promosi Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, Maretsum Simanullang menambahkan, jika dalam 2 tahun terakhir, terjadi dinamika harga kebutuhan pangan dengan menjeritnya pengrajin tempe di seluruh Indonesia karena melonjaknya harga kedelai.

“Saat ini harga kedelai dan Jagung kejar-kejaran, jadi Pak Menteri Pertanian mengarahkan ada kemitraan. Kalau di pusat namanya Kopti Pusat, sedangkan di daerah namanya koperasi tahu tempe. Kita mau, melalui perjanjian ini, bisa menyerap hasil dari petani,” tambahnya.

Tak hanya persoalan harga, pengrajin tempe 2 tahun ini, juga tertekan dengan maauknya tempe dari luar negeri yang punya kualitas lebih.

Baru Fokus 1 Tahun Terakhir
Sekretaris Daerah Enrekang, H. Baba menyampaikan, potensi pengembangan tanaman kedelai di Enrekang, mulai dimaksimalkan 1 tahun terakhir.

“Untuk komoditi kedelai, baru tahun kemarin kami mulai menanam. Dan alhamdulilah, dapat menghasilan 2 ton/hektar. Artinya, sudah sangat wajar jika Enrekang menjadi perhatian penuh dari pemerintah provinsi dalam pegembangan kedelai,” katanya.

Sektor pertanian, merupakan salah satu unggulan dari Kabupaten Enrekang. Ini bisa dibuktikan melalui dasar makro sosial ekonomi.

Kontribusi sektor pertanian sebesar 38 persen dan tertinggi dalam kontribusi terhadap PDRB. “Saya kira wajar kiranya sektor pertanian ini dapat disupport dan digenjot,” tutupnya. (spa)

Artikel ini telah dibaca 81 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Syaharuddin Alrif Dorong “Battle of Crosser” Jadi Agenda Tahunan Sidrap

22 Desember 2024 - 17:30 WITA

Bupati Terpilih Gandeng Warga Rijang Pittu Bersihkan Lingkungan untuk Cegah Banjir

22 Desember 2024 - 13:58 WITA

Curah Hujan Tinggi, Sejumlah Rumah dan Sawah terendam Air

21 Desember 2024 - 18:59 WITA

Bunyamin M Yapid LC MH: Doakan Duta As’adiyah di Kabinet Merah Putih Sehat dan Memberi kontribusi Untuk Bangsa

21 Desember 2024 - 17:19 WITA

Cuaca Ekstrem, BPBD Pantau Sejumlah Titik Rawan Bencana

21 Desember 2024 - 13:53 WITA

Curah Hujan Tinggi, Warga di Bantaran Sungai Bilokka – Wette’e Diminta Waspada

21 Desember 2024 - 12:13 WITA

Trending di Ajatappareng

Konten ini milik Ajatappareng Online. Anda tidak dapat menyalin konten ini.