AJATAPPARENG.ONLINE, SIDRAP — Setelah dinilai gagal mengantisipasi tingkat kematian puluhan ribu ternak unggas berupa itik, Ayam Ras (Petelur), Ayam Pedaging dan ayam Arab serta ayam kampung, kini Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sidrap kembali kecolongan.
Pasalnya, instansi yang menangani ternak dan kesehatan hewan tersebut luput dari pemantauan akibat munculnya kematian puluhan ribu ternak puyuh milik warga yang tersebar di sejumlah wilayah Kecamatan di daerah ini.
Kematian puluhan ribu ternak puyuh yang diduga kuat terserang flu burung jenis H5N1, bermula di Kecamatan Dua Pitue dan sekitarnya sejak awal Maret 2020 lalu.
Selanjutnya di bulanan yang sama hingga April sekarang ini, juga menyerang wilayah Kecamatan Kulo, Baranti dan Watang Pulu hingga ke Kecamatan Tellu Limpoe dengan jumlah mematikan mencapai 40 ribu ekor lebih.
Demikian disampaikan koordinator peternak puyuh Sidrap, Muh Yusuf, yang ditemui di Desa Mario, Kecamatan Kulo, Sidrap, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, angka kematian ternak puyuh masyarakat di daerah ini, rata-rata mencapai 2 ribu hingga 3 ribu ekor per peternak dengan estimasi kerugian materi juga bervariasi.
“Terus terang pak, hingga saat ini kami belum tahu persis penyakit apa yang menyerang ternak puyuh kami. Kami hanya menduga-duga kalau penyakit ini sejenis flu burung, apalagi petugas penyuluh ternak belum pernah turun melihat kondisi yang kami alami,” pungkasnya (asp/ajp)